Rabu, 19 April 2017

Puisi renungan

DI BAWAH POHON KAMBOJA TUA
RINTIHAN LIRIH
By Romy Sastra

Bulan sabit telah menggantung
di balik pohon kamboja
tanah merah belum digali

Perjalanan diri,
telah berada di ujung tanduk
sadari,
untuk menempuh ujung jalan
haruslah melalui pangkal jalan
pangkal jalan yang terdekat itu
adalah diri sendiri

Ketika dahan beringin tua patah
tunas-tunasnya berganti,
akar bertaut menjalin tirani
dan ketika daun-daunnya berguguran
bunga berputik tak menjadi layu
siklus tumbuhkan kembali

"Oh, misteri
jangan bayangi mimpi dengan el-maut
izinkan aku Tuhan, hidup seribu tahun lagi
beribadah sepanjang napas memandu
bila el-maut kan bertamu,
kembang setaman dan air doa kasih
shohibul bait persiapkan cangkul
ke tanah merah yang siap siaga menggali

"Oh, misteri
bukan puisi ini memanggil nan ditakuti
bukan juga doa sebelum takdir merintih
aku masih punya cinta untuk sang kekasih
jangan kau ulit aku
dengan mimpi-mimpi misteri itu

Di bawah kamboja tua
lamunan terpaku sendu

Diri?"
Adakah amal ibadah kau dekap
selimuti arwah tidur panjangmu di sana

Ya Illahi,
izinkan hamba melafazkan seribu istighfar
di setiap lengah sepanjang hari dalam jiwa ini
biar tak sia-sia hamba dihidupkan kembali
lautan dosa keringlah!
Jadikan telaga amal surgawi tuk bermandi

Ketika doa tak terkirim kepada Illahi Rabbi
sesal dirundung duka tak berkesudahan
tangis lara tak henti di sana selamanya....

HR RoS
Jakarta, 05-2-2016, 00,00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar