Kamis, 27 April 2017

Prosaliris

#Repost

SI MISKIN JATUH CINTA
By Romy Sastra II

sketsa cinta sudah terbingkai kaca
kupandang ia tak teraba
lorong waktu menikam pilu, aksara yang kutinta dalam bayangan rindu, kala sepi, mengkhayal tentang masa lalu, melukis seraut wajah di ujung jalan itu

dekade cinta yang kujumpai di rambang senja, ketika kau menatapku, tatapanmu menyeruak ke dalam dada
bunga-bunga berputik di taman hati, bahagianya aku

tak berapa lama bunga merayu, berputik seketika layu jatuh ke bumi, kau tergoda warna pelangi di taman nirwana si kumbang jati, seketika wibawaku runtuh
kau dan aku memang strata yang jauh berbeda, dikau permata istana dari keluarga berada, sedangkan aku orang yang tak punya, ingin memiliki putri mayang, terhalang dinding pemisah, semua keluargamu menghinaku, tertuduh tak tahu diri, kututup seraut wajah menyimpan malu, ahh... malu

mmm....
sengketa rasa tercabik tak berdarah, bak kolosal kisah bratayuda mencintaimu, yang tega merobek sutra yang kuberi, dianggap perca yang tak berharga, kuterima dengan hiba meski pahit dirasa, ia adalah penghinaan terhadap kasta sudra hidupku

lara... berapa lama aku tercabar maruah, wahai tangis hati,
kau lukis bulir di pipi
kekasih yang pergi memilih jalan permadani
tinggalkan memori luka teramat pedih,
ah... cinta,
kau buaian mimpi-mimpi indah saja

pada selaksa kisi-kisi malam berselimut sepi menyendiri, dikawani kunang-kunang tak menerangi, sedangkan rembulan pun enggan titipkan senyuman
mengintip malu di balik awan

"aahh..., angan, buah khayalan
jangan bermain harapan
sadarlah, kau si miskin bermukim di tepi mimpi
tak tahu diri, memikat sebuah hati dengan bayang-bayang malu mencintai kekasih, bertepuk sebelah tangan

ketika malam sadarku bersemayam, akankah realiti cinta terjamah ke sebuah noktah, lama sudah harapan didamba, tak menjadi kenyataan sia-sia saja si miskin mencintai, tak sadar diri dan tak tahu diri

wahai seraut mimpi yang di sana
jangan bermain bayangan kasih, jikalau jemari indahmu kau hiasi ke lain hati, jauh sangat kaki ini melangkah mengejarmu, kau bermain sayang di ujung bibir cinta sejati kau buang, kau berkasih mesra bersama yang baru, rasa ini teriming-imingi opera hati, kini aku terluka
miris terjajah lara dalam opera cinta, terhina oleh kepalsuan janji
ke manakah arah jalan kan kutempuh, semuanya jalan itu buntu

ya, aku si miskin orang yang tak punya, mencintai anak yang berada
modalku hanya ..."
bingkai-bingkai cinta yang rela
tetap juga tak berarti bagimu dan keluargamu
aku pasrah,
jika nasib tak berpihak pada sudra
yakinku, mentari esok masih menyinari
mencoba tuk menata hati kembali
mencintai kekasih yang biasa-biasa saja
kenangan pahit,
janganlah terulang lagi

HR RoS
Jakarta 01-09-2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar