#repost
MONOLOG NASEHAT DIRI
Romy Sastra II
kicauan nan manis bak burung bernyanyi
tak berparung memaksa bersiul
khutbah terhormat seperti dewa mabuk
jubah indah bersolek duniawi
sayangnya tak bermaruah pada langit
mengintip cinta di malam hari
bagaikan kunang-kunang menari
melayang kerlipnya seketika padam
di mana rindu bersembunyi
sedangkan ruang diri tak pernah dibuka
yang ada kelam
terpesona saja pada godaan
biarlah hasrat impian terkikis
dibawa oleh debu-debu berterbangan
relakan melepas kepalsuan rindu
lebih baik berkubangan dalam lumpur hidup
menatap kesucian
mencoba tak jahat pada kenangan
rasa nan jujur adalah guru batin pada diri
menyilami makna jiwa yang suci
membuang jauh-jauh prasangka buruk
tak membuat cela
hidangkan seuntai sajak semoga dicerna
berharap tak dicampakkan begitu saja
uhh... jangan sia-sia beo berkicau
kepada si dungu memamah bisu
lebih baik berkaca pada malu
tak rusak sejarah ditorehkan
ego diri bagaikan resi dewa dewi
seakan sabda merasa telah fitrah
percuma terlahir jadi manusia
tak mampu memahami arti diri sendiri
hanya setetes darah hina yang dibanggakan
itu pun tertitipkan sementara
ohh, diri
diri seakan alimin
berkopiah tak bermakhota ilmu
ohh, dungu
diri seakan halimah
tak bertudung tiada malu masih sok tahu
"uhh...,
berilmu tak berhikmah
berpayung tak berteduh
berharta tapi tak bersedekah
bersedekah tapi tak rela
memberi selalu pamrih
berwibawa gagah tak berkharisma
cantik rupawan tak menawan
hidup tak bertujuan lunglai di tepi jalan
makan lahap tak kenyang berserakan
beragama label indentiti semata
berilmu tak mampu mewejang aksara
selalu dahaga,
meminum tirta kalimah tak bertuah
beribadah seakan sudah tahu jalanya surga
"aahhh..., nistanya
berlayar tak berdermaga
terombang-ambing di segara gamang dirasa
mendaki seakan tahu makna ketinggian
berjalan di yang datar tersandung
kesakitan
mengalir air ke hilir tak ke muara
berkaca diri tak nampak
terkilas wajah di cermin yang retak
diri bodoh seakan paham rahasia hati
duhh, diri
ke mana lara kan dibawa
sedangkan sakit sedikit saja menangis
tersenyum tak merekah
tertawa miring raut wajah melukis hiba
berpikirlah sesaat wahai diri
karena berpikir itu lebih baik
daripada beribadah berpuluh-puluh tahun lamanya
biar tak tersesat jalan
semoga dewasa diri dalam kearifan budi
arahkan langkah ke sebuah tujuan
biar tak sia-sia hidup dalam perjalanan
Seyogyanya, memahamilah dikau diri
walau sekejap saja
HR RoS
#Koreksi_cemooh_diri
Jakarta, 22-08-2016. 01:12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar