Senin, 08 Mei 2017

Puisi bisu

SEPERTI BISU BERMIMPI
By Romy Sastra

lamunan diri dibisikkan tutur bisu
dengan aksara yang tak meng-eja
berbisik seperti dalam mimpi
melekat tutur ke daun telinga
tak jua tahu makna rasa

mengartikan sendiri dengan teliti
semakin tak mengerti yang di-eja
makna aksara bisu terpana dungu
kerdip kening semakin tak menentu

berlalu tinggalkan sepi
mengayuh biduk jauh melaju
menuju samudera biru
bercerita bersama ombak
dinyanyikan sejuta bahasa riak
tak terasa pendayung patah
telah rapuh digilas waktu
ke mana arah kan dituju, bingung sudah

pasrah pada takdir
berharap pelayaran kembali ke darat
akhirnya takdir menentukan keselamatan
sesampai di tepian
telah kembali ke pantai
jejaki pasir mengitari bibir pantai
gemulai langkah bercampur aduk
dengan galian ambai-ambai
jejak langkah tergerus riak malangnya nasib tak terurai

"Aahh ... berharap,
jejak kaki kokoh melukis tarian diri
berkicaunya sriti dan camar menari bernyanyi menghalau sepi
tak jua mampu mengusir sedih

"uuuhhh ...
ombak pantai kian melabuh gemuruh
jiwa yang telah resah semakin rusuh
berteriak sejadi-jadinya
sang kicauan akhirnya terbang menjauh
berlalu jauh dan jauuuhh
ke pulau yang tak berpenunggu

menggenggam setitik riak laut
kukecup
berharap dahagaku lebur
asin itu terasa madu

mencoba menanam bunga di jambangan
disiram rintik gerimis malam
pagi kulirik
bunga di jambangan hati
layu sebelum berkembang

"aahhh ... bunga di taman hati
tanah tandus gersang bermain hari
berguru kepada tegarnya ilalang
hidup di bumi kering terbakar api
ilalang tak tersiram embun
tetap siklus tunas muda berpucuk silih berganti

aku sang pemerhati mimpi
mencoba menterjemahkan arti
akankah mawar beduri
mampu mengikrar noktah
berkawan merpati merengkuh janji
pada larik puisi ini mengetuk rasa cinta
pada sesiapa yang merasa tak bisu ....

HR RoS
Jakarta, 23-10-2015, 09,02

Tidak ada komentar:

Posting Komentar