Jumat, 28 Juli 2017

Prosais Berguru Pada Semut

#puisi_prosais

Berguru Pada Semut
Romy Sastra II

Bisu bukan tak bersuara, aksara bahasanya mengeja kata.
Tarian jemarinya gemulai, yang melahirkan makna
Bisu membaca perihal cinta  di dalam lirik, berkomat-kamit. Ia menyapa?
Adakah dikau tersenyum, ataukah terpana? Mestinya kita memahami, itu juga bahasa Tuhan.
Bergurulah pada semut-semut kecil yang beriring jalan! Saling mengenali.
Ia mencium aroma setia tak tersisih di garis kesetiaan, melainkan menyisihkan dendam.
"Duhai, diri....
Jangan kotori kewibawaan insan, malulah pada budi yang bersemayam di hati ini.
Jiwa kita menyemai plamboyan, kedamaian
Biarkan bunga-bunga cinta bermekaran di taman
Bibit-bibit kesahajaan pakaian keimanan. Janganlah menyimpan dendam, bunga layu, pelita kan padam.
Usah bertengkar diri! Kekang ego jangan bermain api, sedangkan angin masih berhembus, kipaslah dada,
Usah bertengkar diri! Sauk dan teguklah tirta di telaga sunyi, bermandilah dengan kacahaya rasa.
Dunia ini indah, nikmatilah! Hidup ini sesaat, kapan beribadah?
"Ya... malulah pada semut-semut kecil yang berbaris di tanah. Berikan laluannya, jangan injak, ia mati.
Tapi, ia tak dendam.
Ketika disakiti, jangan salahkan doa-doa yang dizalimi dimakbulkan Tuhan....

HR RoS
Jkt, 28/07/17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar