PELANGI TAK SELALU INDAH
Karya Romy Sastra II
semburat hari membulir pagi
daun-daun menari lenggok bak bidadari
capung-capung terbang bergoyang
menanti bianglala hadir merupa
fajar redup embun bias tertutup debu
netra dunia sinari lembah sunyi
di sana dan di sini iklim tak sama
gejolak hari melakon cerita usang
rona silih berganti dalam siklus masa
pelangi adakala tak selalu indah
di antara cerita lama dan kekinian
jelaslah berbeda
senja telah datang menempuh malam
di sini langit berkabut
menutup jendela biru
ruang mega keabu-abuan
seduhan kopi tak manis kuhidangkan
dunia disapa tertawan kebisuan
seperti opera tak berpenonton
pentas tertutup layar
seakan tak memahami alur cerita seni
skenario story salah tingkah sudah
bait-bait tinta bersimpuh tertoreh lusuh
pelangi tak sempurna mewarnai lingkaran
dentuman menghapus jejak kabut pagi
terik hadir seperti purnama di malam hari
lidah api mencambuk senja
geger guruh mengundang rusuh
Jibril titipkan isyarat pada kehidupan
tunduklah wahai yang tercipta pada
ke haribaanNya
kabut pekat akhirnya
rinaikan sebak di dada langit
nuansa pagi dan petang tak berseri
pada puisi ini bercerita tentang pelangi
yang tak selalu indah
pada cakrawala dunia
HR RoS
Jakarta, 03.01.2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar